Kamis, 14 Februari 2019

Sejarah Kepramukaan Dunia dan Sejarah Kepramukaan Indonesia. Awalnya saya melihat materi ini disebuah televisi, namun karena materi yang disajikan begitu menarik, akhirnya saya putuskan untuk membuat tulisan mengenai sejarah kepramukaan dunia dan di Indonesia dan saya kembangkan sendiri. Selamat membaca, sejarah gerakan pramuka dunia dan Indonesia!

Sejarah Kepramukaan Dunia

robert-stephenson-smyth-baden-powell
Baden Powell
Sejarah kepramukaan dunia diawali dengan sebuah gerakan yang dipelopori oleh seseorang yang bernama Robert Stephenson Smyth. Beliau lahir tanggal 22 Februari 1957, anak dari Baden Powell seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford. Namun Baden Powell meninggal ketika Stephenson masih kecil. Sehingga Robert Stephenson Smyth kemudian lebih dikenal dengan nama Baden Powell. Beberapa pengalaman Baden Powell dalam hidupnya memberikan pengaruh pada kegiatan kepramukaan yang dirintisnya. Diantara beberapa pengalaman tersebut adalah pendidikan kasih sayang dari ibunya, pendidikan ketrampilan berlayar, berenang dan lain-lain dari kakaknya, dan pengalaman pengembaraannya. Pengalaman tersebut ditulis dalam buku “Aids To Scouting”.

Baden Powell juga pernah diminta oleh William Smyth (seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris) agar melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade itu dari berbagai wilayah di Inggris, kemudian mereka diajak berkemah dan berlatih di Pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.

Awal tahun 1908 Baden Powell kembali menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting the Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain. Kemudian berdiri organisasi kepramukaan untuk laki-laki dengan nama “Boys Scout”.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan Baden Powell, Agnes, didirikan organisasi kepramukaan untuk perempuan dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri Baden Powell. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia Siaga dengan nama Cub (anak serigala) dengan buku “The Jungle Book” karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si Anak Rimba yang dipelihara oleh induk serigala di dalam hutan.

Tahun 1918 Baden Powell membentuk Rover Scout bagi mereka yang sudah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (mengembara menuju kesuksesan/bahagia). Buku ini menggambarkan  seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang gerakan pramuka dari 27 negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Dunia (Chief Scout of the World). 

Tahun 1914 Baden Powell menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Baden Powell mendapat sebidang tanah dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Macclaren, di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1910 Baden Powell pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 beliau menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat gelar “Lord” dari Raja George pada tahun 1929. Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

Sejarah Kepramukaan Indonesia

Gerakan Pramuka di Indonesia merupakan bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Gerakan Pramuka di Indonesia diawali dengan didirikannya gerakan Kepanduan penjajah Belanda di Indonesia yang bernama NIPV (Nederland Indische padvinders Vereenigning = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda). Pada saat yang sama, para pejuang kemerdekaan Indonesia ikut mendirikan gerakan kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Kemudian muncul bermacam-macam organisasi Kepanduan, antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), JJP(Jong Java Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinders), HW (Hisbul Wathan) dan lain-lain.

Pada akhirnya Belanda mencurigai gerakan-gerakan Kepanduan tersebut, sehingga Belanda melarang gerakan Kepanduan yang menggunakan istilah padvinders. Dengan adanya larangan tersebut, K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan untuk mengganti nama Padvinders. Setelah itu organisasi Kepanduan di Indonesia yang menggunakan istilah Padvinders  mengubahnya menjadi Pandu atau Kepanduan, seperti KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia), BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia), dan lain-lain.

Nama Pandu masih digunakan hingga masa kemerdekaan karena banyaknya gerakan Kepanduan di Indonesia, presiden Soekarno menyatukan Gerakan Kepanduan tersebut dalam satu wadah, yaitu Gerakan Pramuka. Keputusan ini ditetapkan melalui Keppres No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramukayang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs. Presiden RI Ir. Juanda, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagi satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggerakan pendidikan Kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang keberadaannya.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Bapak Pramuka Dunia adalah Baden Powell, orang yang menjadi perintis gerakan pramuka di dunia. Sedangkan Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX (lahir di Sompilan, Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912, dan wafat di Washington DC, Amerika Serikat, 1 Oktober 1988). 

Beliau adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961-1974).

Demikianlah tulisan sederhana saya mengenai sejarah kepramukaan dunia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar